Kenapa Mencatat Dengan Tulisan Tangan Ternyata Lebih Berfaedah Daripada Mencatat Dengan Laptop

Dengan semakin banyaknya gadget canggih—mulai dari tablet/notebook hybrid mutakhir sampai smartphone dengan kamera beresolusi tinggi—rasanya semakin malas, ya, mencatat dengan tulisan tangan? Kalau dosen sedang presentasi materi di depan kelas, mendingan ketik atau foto materinya aja, deh. Apalagi sekarang dosen lebih sering ngajar pakai Powerpoint, sehingga kita bisa langsung minta materi file-nya aja ke mereka aja. Ya, nggak?

Tapi ternyata, mencatat dengan tulisan tangan bisa bikin kamu lebih pintar, lho. At least, daripada kalau kamu mencatat dengan mengetik di laptop. Apalagi sekedar memotret atau meminta materinya.

note taking

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Princeton University dan University of California di Los Angeles (UCLA), siswa yang mencatat dengan tulisan tangan alias handwriting bisa memahami dan mengingat pelajaran lebih baik daripada siswa yang mencatat dengan mengetik di laptop. Lho, kok bisa?

Pada tahun 2014, UCLA melakukan eksperimen dengan cara menyuruh 67 siswa mencatat presentasi mengenai berbagai topik. Sebagian siswa tersebut mencatat dengan tulisan tangan, sebagian lagi mencatat dengan laptop. Setelah itu, mereka semua diuji mengenai materi presentasi tersebut, di hari yang sama.

Hasilnya, siswa yang mencatat dengan laptop memang bisa mencatat lebih banyak. Nilai ujian mereka juga sedikit lebih bagus.

TAPI, ketika mereka diuji lagi seminggu kemudian, siswa yang mencatat dengan tulisan tangan kebanyakan dapat nilai lebih bagus dibandingkan siswa yang mencatat dengan laptop! Padahal, sebelum ujian, mereka semua sama-sama boleh melihat kembali catatannya, lho. Kok hasil ujiannya bisa begitu?

Menurut psikolog pendidikan Daniel Oppenheimer, kalau kamu mencatat dengan tulisan tangan, kamu akan lebih fokus dan intensif dalam menyimak materi yang kamu catat, walapun hasil catatannya nggak banyak. Alhasil, kamu nggak akan cuma ingat fakta-fakta yang kamu catat, namun juga paham konsep materinya secara keseluruhan.

Sebaliknya, kalau kamu mencatat dengan laptop, kamu cenderung ngetik kata-per-kata tanpa benar-benar menyimak dan menyaring materi yang kamu terima. Kayak robot aja, gitu. Asal ketik. Akibatnya, kamu jadi lebih gampang lupa dengan apa yang kamu catat, dibandingkan orang-orang yang mencatat dengan tulisan tangan.

mencatat dengan tangan

Tapi jangan salah. Mencatat dengan tangan nggak otomatis bikin kamu lebih paham, lho! Kalau kamu cuma mencatat plek-plek materi yang disampaikan—alias cuma copy-paste dari presentasi dosen—kamu nggak bakal menyerap materi yang kamu catat juga. Apalagi kalau kamu sibuk mencatat tanpa mendengarkan penjelasan dosen.

Jadi, supaya aktivitas catat-mencatat kamu lebih efektif bin berfaedah, jangan asal mencatat semua materi yang disampaikan dosen, alias sekedar copy-paste, ya. Simaklah materinya, saring informasinya, dan catat hal-hal yang benar-benar penting SAJA. Lebih lanjut lagi, gunakan bahasa kamu sendiri dalam mencatat, supaya catatannya lebih gampang kamu ingat dan kamu pahami.

Selamat belajar, gaes! Semoga catatan kamu sukses bikin nilai-nilai kamu jadi gemilang ya!

(sumber foto: theplaidzebra.com, medicaldaily.com, tutorials.istudy.psu.edu, greatstudybuddy.tumblr.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©