Penjelasan Ilmiah Kenapa Kamu Jangan Langsung Tidur Setelah Sahur

Gaes, habis sahur, rasanya memang ngantuk. Bahkan mungkin banyak dari kamu yang sahurnya masih sambil memejamkan mata.

Biarpun begitu, habis sahur jangan langsung tidur, lho. Kenapa? Karenaaa...

Ketika kita tidur,  semua metabolisme organ dalam tubuh akan melambat, termasuk usus dan lambung. Dua organ tersebut akan lambat dalam mencerna makanan. Akibatnya, makanan nggak bisa tercerna dengan sempurna.

Nah, makanan yang nggak tercerna dengan sempurna ini harus di"makan" oleh bakteri buruk.
Akhirnya, bakteri buruk di lambung dan usus kita akan jadi banyak dan mendominasi. Bakteri ini adalah hasil metabolisme bakteri bersifat asam dan punya sifat anaerob (miskin oksigen).

Bakteri buruk juga akan menghasilkan zat asam nitrit, yang akan meningkatkan derajat keasaman tubuh.

Maka kemudian, derajat keasaman tubuh kita meningkat drastis, trus membebani sistem metabolisme tubuh,

FYI, asam nitrit nih sangat, sangat beracun untuk liver, lho. Akibatnya, liver kita akan bekerja keras melawan racun ini.

Nggak hanya liver yang bekerja keras, sel darah putih juga jadi akan gencar diproduksi untuk melawan bakteri jahat tadi.

Intinya, tubuh akan bekerja keras hanya untuk menghilangkan racun-racun akibat bakteri jahat.
Selain itu, terjadi penumpukan gas racun amonia dalam tubuh kita, akibat makanan yang nggak tercerna dan menjadi “busuk” di dalam usus dan lambung kita.

Semua ini terjadi karena apaaa…? Yak, karena kamu langsung tidur setelah sahur.

Padahal, selain untuk Ibadan, ‘kan pasti kepengen puasa untuk sehat. Tapi tidur setelah sahur berlawanan dengan tujuan tersebut.

Kesimpulannya, kenapa langsung tidur setelah sahur nggak sehat? Karena:

  • Mengganggu fungsi liver
  • Membuat bakteri jahat jadi dominan
  • Menambah derajat pH keasaman tubuh (jangan lupa, kalau pH tubuh kamu di atas 4 maka sel kanker akan mulai tumbuh!)
  • Membuat keadaan tubuh jadi an-aerob (miskin oksigen), padahal sel kanker akan tumbuh pesat pada sel tubuh yang paling an-aerob.

Jadi, mulai hari ini, yok lawan kantuk pasca sahur kamu dengan bertadarus, mengaji, baca buku, bikin tugas, belajar, atau sekedar mengerjakan hobi kamu setelah sahur (eits, kecuali hobi tidur!)

Kalau kamu nggak ada kerjaan pagi hari itu, silahkan tidur lagi 1-2 jam setelah makan.

Selamat berpuasa!

(sumber foto: huffingtonpost.com, pinterest.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©