Kalau Kamu Kuliah Jurusan Sastra, Siap-Siap Mendapat 5 Pertanyaan Ini!
- May 12, 2016
-
Youthmanual
Oleh Akbar Pangestu
Dari dulu, mahasiswa jurusan Sastra kerap dipandang sebelah mata, karena jurusannya dianggap “main-main”, dengan mata kuliah yang “main-main”, serta nilai yang “main-main” juga. Padahal jari para editor Youthmanual sampai keriting ngejelasin lewat berbagai artikel, bahwa anggapan-anggapan tersebut salah!
Jadi, kalau kamu berencana kuliah di jurusan Sastra, siap-siap aja ditodong dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbau “salah kaprah”, terutama dari orang-orang yang nggak paham dengan ilmu liberal arts, atau sekedar menganggap jurusan Sastra itu underdog.
Contohnya lima pertanyaan ini!
“Kuliah Sastra? Buset, mau kerja jadi apa, sob?”
Bagi mahasiswa Sastra, pertanyaan ini udah biasa banget… sampai-sampai mahasiswa Sastra juga udah terbiasa siap-siap nimpuk penanyanya pakai kamus. Eits, kalem, sob! Yang nanya kayak begini pasti kurang piknik, dan kurang baca Youthmanual, soalnya Youthmanual udah bolak-balik menjabarkan bahwa pilihan profesi lulusan Sastra sebenarnya luas banget.
Lagian jurusan kuliah apapun nggak selalu menentukan profesi pekerjaan nantinya. Kamu bisa berprofesi apapun, kok, selama kamu memenuhi kualifikasi, serta menguasai skill dan knowledge untuk berkecimpung di profesi tersebut.
Jadi nggak usah dengerin apa kata orang, lah! Senyumin aja yang nanya, sambil nanya balik, “Gue, sih, maunya kuliah di Harvard, tapi lo mau bayarin nggak?’
“Kuliah jurusan Sastra? Gampang dong?”
Gampang dari Hongkong?! Asal tahu aja, kuliah Sastra nggak hanya belajar bahasa, tetapi juga ilmu linguistik, sejarah, kebudayaan, dan sebagainya. Materi kuliah bahasanya pun super ilmiah dan sistematis. Nggak kayak belajar bahasa di tempat les lho, ya. Youthmanual juga udah pernah membahas berbagai mata kuliah Sastra dan tantangan dalam kuliah Sastra. Intip, deh, artikelnya. Kira-kira segampang dugaan nggak, tuh?
Jadi, kalau teman kamu ada yang “nuduh” perkuliahan Sastra itu gampang, kasih aja dia kamus yang paling tebal, trus suruh fotokopiin. Biar diem.
“Elo milih jurusan Sastra, pasti karena nyari jurusan yang passing grade-nya kecil ya?”
"Plis, deeeh..."
Waduh, yang nanya gini berarti benar-benar nggak paham, bahwa passing grade sebenarnya bukan patokan resmi. Universitas bahkan nggak mengeluarkan passing grade, lho!
Passing grade biasanya dibuat oleh insitusi pendidikan (misalnya, bimbel) dengan perhitungan kira-kira, untuk memotivasi kamu mengejar target jurusan. Jadi, pilih jurusan kuliah sesuai passion kamu sendiri, deh, jangan berdasarkan passing grade.
Kembali ke pertanyaan ini, rata-rata mahasiswa Sastra memilih jurusan kuliahnya bukan karena kemampuan mereka “rendah”, kok, tetapi karena passion dan keahlian mereka memang di bidang sastra, bahasa, dan budaya. Jangan berprasangka jelek dong, sob.
“Mata kuliah jurusan Sastra pasti gabut-gabutan, deh.”
Buset, dah. Enteng bener, tuh, lidah. Kata siapa gabut-gabutan? Sini, rasain dulu, deh, belajar bahasa asing setiap hari selama seminggu full, mulai dari speaking, conversation, writing, dan juga reading. Trus, seperti yang udah saya bilang di atas, ada juga mata kuliah Linguistik seperti Fonetik, Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik.
Belum lagi berbagai mata kuliah Sejarah dan Kebudayaan yang mempelajari masyarakat sejak zaman dinasti ribuan tahun lalu. Zaman itu, buyut lo aja belum lahir.
Intinya, seperti yang pernah Youthmanual ceritain di sini, otak anak sastra nggak beda jauh sama jalanan pertigaan atau bahkan perempatan, karena ilmunya yang mereka pelajari bercabang-cabang dan lengkap banget.
“Wah, kuliah Sastra? Sastra apa? Keren banget!
PM Kanada yang keren banget itu, Justin Trudeau, juga lulusan Sastra, tuh!
Nah, jarang-jarang, nih, ada orang yang nanya kayak gini. One in a million! Alhasil, mahasiswa Sastra selalu girang kalau ada orang yang excited sama jurusan Sastra. Akhirnya, ngobrolnya bisa sampai panjang, deh. Apalagi anak-anak Sastra emang seru diajak ngobrol. Mahasiswanya aja seru, apalagi perkuliahannya, gaes #azek.
***
Kira-kira begitulah lima pertanyaan yang sering banget diterima oleh mahasiswa Sastra. Tapi se-jleb apapun pertanyaannya, anak Sastra nggak pernah makan ati, kok, soalnya pertanyaannya selalu bisa dijawab dengan tepat dan kritis. Anak Sastra ‘kan berbahasa banget, dan tentunya berbudaya *sisiran*. Good luck, ya!
(sumber gambar: fordhamenglish.com, replygif.net, giphy.com, wallpaper.ws, stevesjobes.deviantart.com)

Kategori
For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…
7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi MerekaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…
5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di MallKomentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…
Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak RumahanAnda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…
Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?