Jangan Belajar Untuk UTS, Kalau…
- Oct 11, 2015
-
Fatimah Ibtisam
Masa sekolah dan kuliah memang asyik banget... kecuali di empat momen ini: UTS, UAS, keluar nilai/rapor semester. dan kalau lagi bokek total. Arrgh! Keempat hal tersebut berpotensi banget bikin kepala pusing, jantung berdegup kencang dan tubuh berkeringat dingin.
Sekarang, musim ujian telah tiba. Dan seperti halnya prajurit, senjata untuk menaklukkannya adalah dengan belajar.
Tapi, setelah mengalami sekian banyak ujian, saya menyimpulkan bahwa jangan belajar untuk UTS. Maksudnya, jangan belajar kalau situasi dan kondisinya seperti ini:
1. Kalau ngantuk. Jika kamu maksa belajar sambil ngantuk, bisa-bisa materi satu halaman baru kelar kamu pelajari setelah satu jam, karena kamu bacanya sambil merem-melek. Mendingan tidur dulu sebentar, deh, baru lanjut belajar lagi. Beneran lho, dokter Philip Alapat dari Harris Health Sleep Disorders Center bilang bahwa memori dan konsentrasi bakal meningkat kalau kita cukup tidur. Jangan lupa, sebelum tidur, pasang alarm atau titip minta bangunin orang rumah dulu, biar tidurnya nggak kebablasan.
2. Kalau lagi sakit. Belajar dalam keadan tubuh lemas, perut mules, demam tinggi, atau hidung meler berat itu butuh konsentrasi tingkat dewa! Redakan dulu sakitnya, misalnya dengan minum obat, ke dokter, ketemu pacar atau dengan banyak mengonsumsi makanan bergizi.
3. Kalau current mood: KZL ABZ! (baca: kesel abis). Netralkan dulu mood-mu! Tarik nafas kek, tarik tambang kek *biar emosinya tersalurkan*. Daripada nanti kamu makin kesal gara-gara mesti menghafal rumus?
4. Kalau lagi ada masalah urgent. Misalnya, kalau adik minta anterin ke dokter atau kucing kamu melahirkan! Urusi dulu hal tersebut, biar kamu nggak kepikiran. Misalnya dengan minta tolong ortu atau kakak buat ngantar si adik, atau meminta suami si kucing untuk nungguin kucingmu melahirkan. #eh
5. Kalau nggak ngerti sama sekali. Sebagai contoh, gimana kamu bisa paham trigonomentri, kalau rumus dasar segitiga aja kamu nggak tau? Parah amat?! *yah, namanya juga contoh* Intinya, sih, pahami dulu pelajaran dasarnya, baru lanjut ke materi yang lebih rumit. Kalau nggak, yah, percuma. Belajar sampe kayang pun, kamu bakal tetap tulalit.
6. Kalau ada tugas sekolah/kuliah yang lebih penting. Meski di musim ujian, kamu haris tetap punya skala prioritas. Misalnya, kalau kamu ada ujian minggu depan, tetapi lusa juga harus mengumpulkan paper penting yang baru dikerjakan setengah jalan, maka lebih baik selesaikan dulu paper kamu, baru belajar.
7. Kalau ada gebetan di dekatmu. Kamu yakin, bisa belajar di perpus dengan jarak pandang kurang dari lima meter ke gebetan? Yang ada, kamu malah jadi salah tingkah atau malah lanjut belajar... mempelajari gerak-gerik gebetan, maksudnya. Zzzz.
8. Kalau kamu nggak yakin apa materi ujiannya, dan kamu cuma nebak-nebak aja. Tau-tau, setelah kamu belajar bab 9 sampe 11, ternyata UTS-nya tentang bab 8. Matik! Makanya, make sure, dulu, lah ya.
9. Kalau selama ini kamu belajar giat dan sudah menguasai materi. Berarti kamu tinggal rileks dan istirahat. Ingat, jangan terlalu ngoyo belajar, sob, supaya kamu nggak nervous atau nge-drop, trus malah nge-blank pas ujian. Amit-amit!
10. Kalau pas ujian. Yaeyalah! Masa baru belajar pas lagi ujian?! *lalu ditimpuk*
Selamat persiapan ujian and good luck, gaes!
(sumber gambar: Wise Geek, Funny Status, Memegen, Career Power)

Kategori

Profesi Terkait

Profesi Terkait Lainnya
For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…
7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi MerekaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…
5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di MallKomentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…
Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak RumahanAnda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…
Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?