10 Ciri Kamu Bukan Pendengar yang Baik

When people talk, listen completely. Most people never listen. - Ernest Hemingway


Banyak manfaat yang bakal kamu dapat dengan menjadi pendengar yang baik. Namun walaupun kedengaran sepele, kemampuan mendengar dan menyimak merupakan soft skill yang nggak mudah dikuasai.

Inilah ciri orang yang BUKAN pendengar yang baik. Apakah kita termasuk salah satunya? Eng... ing... eng....

1. Bicara > Mendengar

Terutama saat orang lain ingin curhat atau menyampaikan sesuatu. Teman bercerita 15 menit, tapi kamu ngemeng panjang lebar sampai lebih dari sejam.

2. Banyak hal di pikiranmu

Kamu sering nggak fokus saat jadi pengdengar. Misalnya, pas sohib lagi seru-serunya curhat tentang cerita patah hati dirinya, Kamu malah mikirin mie ayam kantin buat makan siang. Alhasil, bukan info tentang kegalauan si teman yang ada di otak kamu, tapi muka abang mie ayam. Hadeh!

3. Hobi memotong pembicaraan orang lain

Maz, mbaq, pliz, ini bukan acara debat, jadi kalau ngana punya pertanyaan atau komentar, tahan sampai lawan bicara selesai menyampaikan maksudnya.

Lagipula, kamu juga pasti kesel kalau diinterupsi pas lagi asyik ngomong ‘kan?

pendengar yang baik

4. Goyang-goyang kaki, pandangan ke mana-mana, menguap, bersikap dingin

Gestur dan ekspresi kamu berpengaruh lho, sama kenyamanan orang yang berbicara sama kamu. Mereka akan merasa nyaman jika kamu menunjukkan sikap hangat dan antusias saat mengobrol.

Gestur seperti mengangguk-angguk dan memberi respon selama orang lain berbicara juga petanda kalau kamu mendengarkan.

Sebaliknya jika mata kamu ke mana-mana dan kamu gelisah, lawan bicara tentu akan sungkan berbagi denganmu.

5. Melakukan kegiatan lain

Ini salah satu bentuk etika saat mendengarkan orang lain. Jangan sambil mengutak-atik hape atau corat-coret. Ini bisa bikin orang yang lagi ngomong sama kamu merasa diabaikan.

Di sisi lain, kamu pun jadi nggak konsen mendengar omongan orang lain.

6. Nggak berempati

Kamu hanya berpikir dari sudut pandangmu. Coba deh, dengar, simak, dan posisikan diri kamu di posisi orang lain yang berbicara denganmu.

7. Nggak memperhatikan gestur dan ekspresi lawan bicara

Karena raut wajah dan gerakan juga “berbicara”.

8. Nggak sabaran pengen komen

Eits, tunggu dulu! Selain memastikan kalau lawan bicara sudah benar-benar selesai ngomong, jangan sampai asal bunyi.

Pahami benar apa yang dibicarakan, baru sampaikan tanggapanmu. Pikirkan juga gimana cara kamu menyampaikannya, supaya nggak salah paham. Terutama saat membahas masalah sensitif.

9. Tidak bertanya

Jangan jadi pasif juga, lho. Menanyakan pertanyaan yang tepat menunjukkan bahwa kamu benar-benar menyimak. Bisa juga bertanya untuk memastikan poin yang dia ungkapkan.

Contohnya: “Jadi maksud kamu begini ya.....”

10. "Elo salah!"

Kamu suka memberikan komentar yang rada ketus dan men-judge.

Daripada langsung bilang “Elo salah!”, mendingan sampaikan “Gue punya pemikiran yang beda sama lo.”

Maksud keduanya sebenarnya sama, tapi yang pertama bikin orang lebih malas untuk cerita lebih lanjut. Sedangkan yang kedua lebih terbuka untuk diskusi.

***

Kalau kata Stephen Covey, "Listen with the intent to understand, not the intent to reply."

Gimana, apakah kamu termasuk pendengar yang kurang baik? Atau sudah jadi pendengar yang baik?

(sumber gambar: huffingtonpost.com, primaryteaching.co.uk)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©