5 Langkah Efektif Menghadapi Haters

Haters itu siapa, sih?

Menurut para ahli psikologi di beberapa universitas di Indonesia, haters adalah orang yang membenci seseorang karena sisi buruk maupun sisi baik orang tersebut. Dengan kata lain, mau kita baik atau jahat, kita bakalan selalu salah di matanya. Alamak!

Tapi percayalah, haters sebetulnya pengen cari perhatian aja, kok. Mungkin sebenernya mereka pengen temenan sama kita, tapi gengsinya setinggi bintang di angkasa. Trus salah siapa? Salah Dian Sastro? Salah teman-temannya? Ya, bukan salah siapa-siapa, dong. We cannot please everyone. Kita nggak bisa membuat semua orang senang.

Sebagai manusia yang lebih waras bijak, kita harus pintar-pintar menghadapi kelakuan para haters. Jangan sampai kelakuan mereka bikin kita jadi takut ngapa-ngapain dan terperangkap dalam negativity. Apalagi sebuah riset berjudul Bad is Stronger than Good mengatakan bahwa kita akan cenderung lebih mengingat momen negatif dibanding positif. Kita butuh lima momen positif untuk melupakan satu momen negatif. Males banget nggak, sih?

Makanya kali ini, Youthmanual mau ngasih beberapa langkah efektif untuk menghadapi haters.

1. First and foremost, don't be a hater too. Jangan ikut-ikutan jadi orang yang selalu benci sama kesuksesan orang lain. Dukung orang-orang di sekeliling untuk mencapai mimpi mereka. Jangan pelit ngasih pujian kalau ada teman yang dapat nilai bagus atau menang sebuah kompetisi. Kita akan menuai apa yang kita perbuat pada orang lain, jadi mending tanam kebaikan, deh!

2. Kepoin profile-nya. Haters adalah orang-orang yang sebenarnya sangat memperhatikan kita. Kenapa kita nggak memperhatikan mereka balik? Cek profil sosial medianya atau ulik tentang mereka lewat teman. Cari tahu, dia sebenarnya orang yang kayak gimana, sih? ‘Mengenal’ haters bisa membuat kita lebih mudah menerima kritik dari mereka. Siapa tahu kritiknya memang bagus, cuma cara menyampaikannya aja yang nyebelin. Lalu, kalau ternyata si hater adalah orang yang berprestasi, jadikan itu motivasi agar kamu lebih berprestasi lagi. Jangan mau kalah!

3. Biarkan prestasi berbicara. Haters bakalan seneng banget kalau kita nanggepin mereka dengan ocehan yang sama pedesnya. Jadi mending peluk erat-erat prinsip ‘diam itu emas’ dan jawab para haters dengan prestasi kita yang semakin gemilang.

4. Don't apologize. Selama apa yang kita lakukan nggak merugikan orang lain, kenapa harus merasa takut dan bersalah sama haters? Jangan pernah mundur dalam berkarya dan melakukan apa yang kita anggap benar. Bagaimanapun juga, kita adalah kapten dari kapal kita sendiri.

5. Lawan kalau mereka sudah keterlaluan. Jangan diam aja kalau haters sudah keterlaluan. Misalnya, kalau mereka sudah bukan lagi berkomentar negatif, tapi juga memfitnah. Atau lebih parahnya lagi, kalau mereka sudah main fisik dan bikin kamu jadi semakin nggak nyaman.

Youthmanual yakin haters akan selalu ada. Anggap aja itu warna dalam kehidupan kita. Ya, nggak?

Haters

(sumber gambar : Speek, Smosh)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©