Tips dari Wregas Bhanuteja, Sutradara Muda Pemenang Cannes Festival Buat Kamu yang Ingin Memulai Karir Menjadi Sutradara Film

Setelah sebelumnya kenal lebih dekat sama Wregas Bhanuteja, sutradara muda yang berkibar lewat film pendek lewat wawancara ini, sekarang saya mau ngasih tips buat kamu yang pengen masuk jurusan Film dan menjadi sutradara.

Sama seperti kendala kebanyakan anak muda pada umumnya, Wregas juga sempat merasakan dilarang orang tua untuk ambil jurusan film lho, gaes.

“Waktu saya masuk SMA, orang tua saya melarang saya masuk jurusan film. Saya akhirnya coba bikin tiga film pendek dan menunjukkannya pada mereka. Tapi orang tua belum percaya. Akhirnya saya coba lagi bikin lima film pendek, mereka belum percaya juga.

Baru film pendek kesepuluh saya yang pada akhirnya mendapat nominasi di Jakarta. Waktu itu, bapak ibu memutuskan untuk mengizinkan saya ambil jurusan film,” kata Wregas yang memang udah tertarik membuat film sejak di bangku SMP ini.

Menurut Wregas, kalau memang itu passion kita, kita harus membuktikan pada orang tua dengan cara bekerja keras. Yang namanya orang tua, pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Kenapa mereka melarang kita masuk di jurusan seni? Karena mereka belum lihat kegigihan kita. Kalau mereka sudah lihat, mereka pasti berubah pikiran.

“Menurut saya, banyak anak muda yang ketakutan filmnya jelek. Padahal, film itu ‘kan selera. Kayak makanan aja, ada yang suka pedes atau manis. Jadi mulailah berkarya dengan apa yang kita suka, apa yang kita tahu. Penonton bakal menemukan seleranya sendiri”.

Tips menjadi sutradara 1 - Youthmanual

Ketika ditanya soal tips untuk berani mulai membuat film, Wregas ngasih lima tips berikut ini:

1. Buatlah film yang benar-benar kamu tahu dan yang paling dekat dengan kamu. Dengan begitu, kita bisa paham pesan yang ingin disampaikan tanpa mengawang-awang.

2. Jagalah konsistensi. Industri film itu sangat berat. Ribetnya persiapan syuting, proses produksi, mengatur budget dan lain sebagainya bisa bikin kita pengen menenyerah. Tapi kalau cuma hilang semangat, jadikan itu sebagai pembelajaran. Setelah itu, jalan terus!

3. Jangan terpaku setiap film harus punya budget mahal. Justru yang harus diperkuat adalah gagasan. Kalau pesan dan gagasannya kuat, sinematografi, acting para pemeran dan elemen lain dalam filmn tersebut bakal mengikuti.

4. Berlatihlah untuk merkomunikasi secara efektif kepada sesama manusia. Sutradara itu kerjanya ngomong. Kita ngobrol sama penata kostum, sinematografer, pernata artistik, aktor dan masih banyak lagi. Kalau kamu nggak bisa menyampaikan visi kamu dengan baik, bakal banyak terjadi miskomunikasi dan ide film yang udah kamu bangun di kepala kamu bakal berantakan.

5. Harus punya kedewasaan. Sutradara harus bisa menjadi seorang bapak, seorang teman, seorang mentor, seorang fasilitator dan lain sebagainya. Kamu adalah kapten dan semuda apapun kamu, kamu harus punya kemampuan manajerial yang baik.

Wregas menambahkan bahwa untuk menjadi sutradara, kamu nggak perlu memikirkan teknik pengambilan gambar begini dan begitu. Buatlah film karena kamu memang merasa isu itu dekat dengan kamu.

“Coba dari sekarang, jangan menunda untuk berkarya,” kata cowok yang baru berulang tahun ke-26 ini.

 

(Sumber gambar: koranyogya.com, Iyank)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©