Cara Membedakan Antara Kerjaan Penting, Kerjaan Mendesak, dan Kerjaan Nggak Penting
- Mar 20, 2016
-
Youthmanual
Qerja.com adalah sebuah komunitas untuk berbagi informasi mengenai tempat kerja dan gaji, khususnya untuk perusahaan yang berada di Indonesia. Berikut adalah salah satu artikel adaptasi dari mereka. Semoga berguna, ya!
Kalau diperhatikan, orang, tuh, sering pontang-panting kewalahan bahkan stres dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, karena mereka berusaha mengerjakan banyak tugas secara bersamaan, tanpa punya prioritas.
Masalahnya, kita memang seringkali dibebani oleh banyak tugas yang deadline-nya berdekatan. Alhasil, semua tugas kayaknya penting dan harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Menentukan pekerjaan mana yang harus jadi prioritas, tuh, jadi susah banget! Kalau kamu terus-terusan bekerja dengan pola seperti ini, lama-lama kamu bisa stress berat.
Belum lagi kalau kamu sedang fokus menyelesaikan satu pekerjaan penting, tiba-tiba datang interupsi mendesak. Misalnya, pas lagi kepepet mengerjakan paper tugas kuliah atau laporan pekerjaan untuk bos, tiba-tiba adik kamu merengek karena laptop-nya error, dan minta kamu untuk membetulkannya. Hadeuh!
Dikutip dari Qerja.com, berikut adalah cara untuk menentukan prioritas kerja kamu.
First of all, buatlah tabel untuk mengkategorikan pekerjaan-pekerjaan kamu. Bagi pekerjaan-pekerjaan kamu ke dalam empat kategori:
1. Pekerjaan yang penting dan mendesak
2. Pekerjaan yang penting, tapi nggak mendesak
3. Pekerjaan yang penting nggak penting, tapi mendesak
4. Nggak penting dan nggak mendesak
Pekerjaan yang penting dan mendesak: Singkat kata, ini adalah tipe pekerjaan yang WAJIB kamu kerjakan terlebih dahulu.
Kriteria pekerjaan “penting” dan “mendesak” adalah pekerjaan yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Pekerjaan jenis ini biasanya penting untuk karier kamu, karena menyangkut KPI (Key Performance Indicators), reputasi kerja, bahkan perusahaan kamu.
Jadi, misalnya, kalau tugas ini nggak diselesaikan sebelum deadline, tim kamu di kantor secara keseluruhan akan terpengaruh, bahkan reputasi perusahaan kamu bisa rusak. Kamu nggak mau, dong, menjadi pihak yang disalahkan kalau proyek kantor kamu berantakan, gara-gara kamunya lelet dalam menyelesaikan tugas?
Pekerjaan yang penting, tapi nggak mendesak: Pekerjaan tipe ini adalah pekerjaan yang bisa mendukung target jangka panjang kamu, atau yang berhubungan dengan perencanaan dan strategi bisnis kantor, tetapi nggak perlu buru-buru dikerjakan atau ditindak. Tugas jenis ini nggak sensitif terhadap waktu. Artinya, dia bisa ditunda sesaat, untuk memberi waktu terhadap hal-hal yang lebih mendesak.
Pekerjaan yang penting nggak penting, tapi mendesak: Pekerjaan tipe ini biasanya adalah tugas-tugas kecil yang meskipun nggak penting, tetapi memerlukan tindakan segera. Misalnya, seorang rekan kerja kamu meminta bantuan kamu untuk memperbaiki komputer mereka (penting bagi mereka, tapi nggak penting buat kamu ‘kan?), atau tiba-tiba atasan kamu meminta kamu membantu mereka memesan tiket penerbangan, menelepon klien, atau memeriksa ulang laporan atau data. Tugas-tugas seperti ini nggak penting buat kamu, tetapi—mau nggak mau—harus segera kamu lakukan.
Pekerjaan yang nggak penting dan nggak mendesak: Secara umum, aktivitas tipe ini sama sekali nggak akan berdampak terhadap kinerja serta karier kamu. Misalnya, chatting atau catching up dengan teman-teman, atau ikutan workshop keahlian tertentu. Otomatis, aktivitas ini bisa kamu tunda sampai semua pekerjaan dalam tiga tabel di atas sudah kamu selesaikan.
Jadi, urutan pengerjaannya seperti ini, ya:
Pertama, fokus dulu kepada pekerjaan-pekerjaan yang penting dan mendesak.
Kedua, baru kerjakan tugas-tugas yang penting, tetapi nggak mendesak.
Kemudian, tengok daftar pekerjaan kamu yang mendesak tetapi nggak penting, trus tanya kepada diri sendiri, "Kalau saya mengerjakan tugas-tugas ini, bakal mengganggu kinerja saya dalam menyelesaikan pekerjaan saya yang penting nggak, ya?". Kalau jawabannya nggak, silahkan kerjakan segera. Kalau jawabannya ya, tolaklah dengan sopan, atau delegasikan tugas tersebut kepada orang lain.
Trus, gimana dengan hal-hal yang nggak mendesak dan nggak penting? Apa dicuekin aja? Jangan, dong, karena aktivitas-aktivitas tersebut bisa membantu kamu menjaga keseimbangan hidup. Jangan lupa, bersosialisasi dengan teman dan punya aktivitas di luar kampus dan kantor juga penting banget, lho!
Jadi, untuk menghindari stres dan kewalahan dalam bekerja, prioritaskan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan di tabel paling atas dulu.
(sumber gambar: ashevillehealthspanmd.com, guidedpathedge.com, qerja.com)

Kategori
For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…
7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi MerekaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…
5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di MallKomentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…
Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak RumahanAnda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…
Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?