Do’s & Don’ts Temenan Sama Dosen di Media Sosial
- Oct 09, 2015
-
Fatimah Ibtisam
Media sosial bisa menghubungkan kita nyaris dengan siapa aja. Mulai dari teman TK, teman SD, mantan pacar, calon pacar, ortu, om-tante (ouch!), seleb, seleb kurang terkenal, hingga para dosen atau guru. Jangan-jangan di masa depan kita bisa follow-follow-an sama makhluk planet. Asal bukan makhluk halus ya, syeremmm!
Untuk urusan pertemanan dengan dosen atau guru di medsos, memang agak-agak menggelitik gimanaaa, gitu. Masalahnya, akun pribadi ‘kan cenderung santai, sementara hubungan pelajar-pengajar itu formal.
Di sisi lain, ada pengajar yang menggunakan medsos sebagai sarana menyampaikan informasi, seperti mengingatkan tugas, ujian, dan skripsi *langsung log out*
Secara umum, posting di medsos itu ada etikanya, lho. Apalagi yang berkaitan sama dosen/guru. Nih, Youthmanual kasih contekan, apa aja yang sebaiknya JANGAN dilakukan, dan apa yang BOLEH dilakukan.
Tergalau 2015: temenan sama dosen nggak, ya?
Don’t:
Memuji berlebihan di (setiap) post sang dosen atau nge-like semua post-nya. Apapun maksudmu, ini bisa dianggap carmuk alias cari muka. Mendingan carwit, cari duwit, zzzz.
Konsultasi di timeline. Heboh tanya detail tugas, dari mulai alternatif tema, font-spasi, dan kawan-kawan. Ini medsos, sob, bukan ruang dosen.
Menyampaikan izin (dan hal penting/formal lainnya). Nggak etis, ah, kalau nggak disampaikan secara langsung dan personal.
Kelepasan update status kalau sedang bolos, kelas sang dosen nggak asik, tugasnya nyebelin, dan lain-lain. Duh!
Ngomongin dosen/guru lain. Maksudnya ngomongin hal-hal negatif, ya. Pasti pengajar yang temenan sama kamu bakal risih saat tau koleganya diomongin.
Tapi walaupun kamu nggak temenan sama guru/dosen mana pun, kamu wajib pikir dua kali, deh, sebelum posting hal-hal negatif tentang pengajar. Jangan lupa, mereka punya teman/keluarga/sodara yang mungkin aja terhubung dengan kita lewat medsos.
Ini pernah kejadian, lho! Ada seorang mahasiswa memasang status Facebook tentang betapa membosankannya kelas dosen A. Ternyata salah satu kawan Facebook-nya adalah teman sang dosen. Alhasil, diadukanlah post tersebut. Alamak!
Sok akrab. Mentang-mentang friend request udah di-approve, jangan lantas kamu samakan dia dengan teman lain, walaupun maksudnya bercanda. Not cool!
Media sosial, semua ada di sini!
Do:
Jadikan sumber info. Cek update akun-nya, agar tau apakah ada info terbaru seputar kelas.
Curi ilmu dari posting-nya. Terutama kalau sang pengajar memberi link tulisan yang menarik dan inspiring.
Memberi ucapan selamat di momen besar. Misalnya saat beliau ulang tahun, menikah, punya anak, dan sebagainya. Tone ucapannya netral aja, ya, nggak usah lebhay, shay. Bhay!
Jawab pertanyaan. Kalau guru atau dosennya minta pendapat murid atau mahasiswanya di medsos, ya mbok dijawab.
Personal Message (PM). Bila ada pertanyaan seputar post-an dosen yang berkaitan dengan kelas, bisa ditanyakan lebih lanjut lewat PM.
***
Dengan mengikuti aturan main di atas, mudah-mudahan pertemanan kamu dengan dosen dan guru di medsos bisa jadi manfaat, bukan bikin situasi gawat.
Saran kakak #eaaa, jika memang nggak di-invite sama sang pengajar, nggak usah lah maksa pengen temenan di dunia maya. Lebih-lebih di media yang sifatnya privat, seperti Path.
Biarkan beliau (dan juga kamu) menikmati medsos tanpa tercampuri urusan kampus. Yekan?
(sumber foto: Medical News Today, Saleoid, Mocha Dad )

Kategori
For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…
7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi MerekaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…
5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di MallKomentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…
Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak RumahanAnda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…
Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?