Kenapa, Sih, Generasi Milenial Percaya Banget Dengan Transaksi Online?

Sekarang ini, ada banyak banget aplikasi maupun situs yang memudahkan penggunanya bertransaksi online, mulai dari situs e-banking sampai aplikasi pesan transportasi online.

FYI, dari total transaksi perbankan di Bukalapak.com, 36% di antaranya adalah transaksi online banking. Kemenkominfo juga memperkirakan, tahun 2016 ini, transaksi e-commerce di Indonesia bakal mencapai nilai 25 miliar dolar, lho!  Sebagai tambahan, selama lima tahun terakhir, cashless transaction di Indonesia juga sudah tumbuh sebesar 23%. Ini menunjukkan bahwa potensi transaksi online masyarakat Indonesia sudah cukup kuat.

Salah satu golongan masyarakat yang paling aktif bertransaksi online tentunya adalah generasi kita-kita, yaitu Generasi Milenial. Hari gini, pastinya kamu sudah terbiasa banget mengelola keuangan secara virtual. Selain karena knowledge kamu semakin baik, juga karena informasi tentang transaksi online juga semakin mudah didapat.

Hal tersebut didukung oleh survei online yang dilakukan Crowd DNA lewat Facebook, terhadap 1,000 responden yang berusia 13-24 tahun.

Menurut survei tersebut, 84% responden menyatakan mereka nggak bisa meninggalkan rumah tanpa ponsel. Bahkan 55% dari mereka lebih suka "nongkrong" di dunia maya/online daripada di shopping mall (47%) ataupun coffee shop/cafe (42%).

Jadi, jelas banget ‘kan, bahwa bisnis online di Indonesia—khususnya di kalangan anak muda—itu kenceng banget?

Tapi kenapa, sih, Generasi Milenial bisa merasa nyaman dan aman dengan transaksi online? Well, kamu pasti punya alasan sendiri, tetapi berdasarkan riset, berikut adalah alasan-alasannya:

Pertama, tentunya karena Generasi Milenial merasa transaksi online sangat praktis dan memudahkan. Setuju, dong?

Menurut survei lembaga independen Provetic, lebih dari 30% dari 7,809 perbincangan dengan anak muda menunjukkan bahwa mereka memang merasa terbantu banget dengan sistem transaksi online.

Kedua, anak-anak muda semakin pede bertransaksi secara digital kalau instansi atau developer-nya punya nama yang “terpercaya”.

Contohnya, Uber. Generasi Milenial adalah pelanggan tetap Uber, dan tentunya, kita harus memasukkan data kartu kredit untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut. Tapi nggak asal masukin, lho! Riset menunjukkan, sebelum Generasi Milenial memutuskan untuk menggunakan Uber dan memasukkan data se-pribadi data kartu kredit, mereka memperhatikan reputasi dan legitimasi Uber dulu, seperti alamat perusahaan serta customer service yang dapat dihubungi kalau ada masalah.

“Kepercayaan Generasi Milenial terhadap aplikasi mobile biasanya berdasarkan legitimasi perusahaan pembuat aplikasi tersebut. Mereka merasa aman menggunakan sebuah aplikasi karena faktor-faktor seperti alamat perusahaan dan customer service yang bisa dihubungi,” kata Ina Herawati, Marketing Director Indomog.

Ketiga, selain karena reputasi dan legitimasi, Generasi Milenial juga mempercayai sebuah aplikasi mobile karena referensi dari pengguna-pengguna lain, yang bisa didapat dari media sosial ataupun orang-orang terpercaya seperti teman atau keluarga.

“Biasanya anak-anak muda akan baca reviews atau komentar para pengguna mobile app yang akan mereka pakai, sebelum memutuskan untuk mengunduhnya.” Evi Andarini, Public Relations Manager dari Bukalapak.com menjelaskan.

“Ketika seorang Generasi Milenial memutuskan untuk bertransaksi lewat suatu aplikasi mobile, berarti dia merasa aman dengan nama besar layanan mobile tersebut, juga merasa yakin dengan referensi para penggunanya, entah dari reviews penggunanya, atau referensi teman-temannya sendiri,” jelas Yoris Sebastian, pemasar kreatif dari OMG Consulting.

“Selain itu, karena sekarang aplikasi mobile shopping semakin banyak, mereka tentunya jadi makin yakin terhadap keamanan bertransaksi online,” tambah Yoris.

Pastinya, hal ini jadi pe-er bagi para penyedia aplikasi mobile, ya, untuk menciptakan sistem bertransaksi yang terpercaya, mudah, nyaman, dan bisa memberikan banyak keuntungan bagi manajemen keuangan sehari-hari para anak muda.

(sumber gambar: advertisinginstitute.com, permanentseo.com, pinterest.com, kiambublog.com, host.madison.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©