Yakin Kamu Nggak Pernah Korupsi? 6 Hal (yang Dianggap) Sepele Ini Bisa Termasuk Korupsi, Lho

"Korupsi, no way! Amit-amit deh, tindakan para koruptor!"

Mungkin kamu mengaku anti dan benci setengah mati sama korupsi. Tapi jangan-jangan tindakanmu sehari-hari justru menjurus pada korupsi, sob!

Yup, dalam keseharian, ada hal-hal yang dianggap sepele dan “wajar”, padahal bisa menjadi cikal bakal atau malah sudah termasuk praktek korupsi, seperti...

1. Mark up uang buku, iuran atau lainnya ke ortu. Misalnya, kamu minta uang Rp300,000 untuk beli buku pelajaran, padahal ternyata harga bukunya cuma Rp150,000. Uang sisanya? Kamu kantongin! Tindakan ini jelas tindakan korupsi ke mama-papa kamu.

Sadly, dulu saya pernah melakukan ini, dan sekarang sangat menyesal.

Pembenaran saya waktu itu adalah, “Hei, uangnya nggak dipakai buat macam-macam, kok!” atau “Tapi 'kan, kemarin fotokopi materi pelajaran pakai uang jajan saya!”

Harusnya saya jujur aja kalau uang jajan saya memang kurang, atau kalau saya butuh uang untuk keperluan lain, seperti fotokopi. Sayangnya, dulu saya malas karena merasa bakal ribet, sehingga saya mengambil jalan pintas dengan mark up harga.

2. Membuat baju/buku tahunan/barang lainnya untuk kelas/angkatan/ekskul, dan ternyata harga pembuatannya lebih murah dari budget yang terkumpul. Akhirnya, uang yang tersisa kamu ambil untuk diri sendiri sebagai "keuntungan".

Mungkin pembelaan kamu adalah, "‘Kan gue yang berjasa menawar harga produksi ke vendornya, sehingga jadi lebih murah! Lagian, gue 'kan udah keluar biaya pribadi untuk uang transportasi. Belum lagi ongkos "capek"nya!"

Nope, bukan begitu aturan mainnya. Kalau kamu memang mau mengambil keuntungan atau butuh uang transportasi, sampaikan dulu ke teman-teman yang lain. Misalnya dengan bilang, "Eh, bikin bajunya sama gue aja, ya. Gue bisnis kecil-kecilan, nih. Nanti gue kasih harga yang oke."

Dengan begitu, kamu malah jadi entrepreneur muda, bukannya koruptor muda. Hiiii….

antikorupsi

3. Saat bikin acara sekolah, kamu memberi “uang jalan”, “sumbangan”, “uang tip", dan bayaran nggak resmi lainnya ke para pengelola tempat, agar izinnya diurus dengan lancar. Nah, itu tergolong sogokan, tuh!

"Tapi gimana, dong? Katanya memang mesti begitu. Kalau nggak, bakal izinnya dipersulit, bahkan acaranya busa digagalkan."

Memang sih, kadang kita memang “dipaksa” nyogok oleh sistem. Mungkin sebenarnya kamu nggak pengen melakukan sesuatu yang ilegal (baca: menyogok), tapi nggak bisa berbuat apa-apa. Jadi, sistemnya yang bobrok.

Nah, sistem begini yang perlu dibenahi. Kalau di pemerintahan, misalnya level perizinan di RT, RW, Kelurahan, hingga kecamatan biasanya sudah ada saluran untuk pengaduan, baik ke pemerintah daerah ataupun ke KPK.

Jadi kalau kamu menemukan sistem yang nggak beres, langsung aduin aja. Artinya, kamu sudah memonitor pelayanan publik serta membantu KPK menuntaskan korupsi.

antikorupsi

4. Poin ketiga tadi juga berlaku saat kamu mau bikin passport, SIM, KTP, atau dokumen resmi lainnya. Jangan pakai “uang pelancar”, ya.

5. Menyalahgunakan fasilitas/materi yang diberikan. Misalnya, kamu mendapat beasiswa full, termasuk untuk penggantian kacamata baca, dan tidak boleh untuk softlens. Padahal kamu lebih nyaman mengunakan softlens. Akhirnya, kamu membeli softlens dengan nota kacamata.

Nah, tindakan semacam ini bisa menjurus pada korupsi.

6. Kasus lainnya adalah memakai sebagian uang hasil acara sekolah/kelas untuk pembubaran panitia, tanpa persetujuan/pengetahuan pihak yang bersangkutan (sekolah/murid yang lain).

"Tapi ‘kan tiap tahun memang demikian?"

Berarti saatnya mengubah "tradisi" yang nggak etis, sob.

Jadilah transparan, dan biasakan buat laporan pertanggungjawaban kegiatan, termasuk soal keuangan beserta proposal untuk memakai sebagian uang hasil acara buat pembubaran panitia.

***

Mulai sekarang hindari, deh, hal-hal yang bisa menjerumuskanmu pada korupsi, sekecil apapun itu.

Untuk tahu lebih banyak info soal tindakan korupsi dan cara-cara menghindarinya, kamu bisa buka portal Pembelajaran Antikorupsi yang dikembangkan oleh Anti-Corruption Learning Center (ACLC) di sini.

Yuk, sama-sama berantas korupsi!

(sumber gambar: corruptionwatch.za, kopikeliling.com, ibtimes.co.in)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©