Guru Sekarang Nggak Boleh Hanya Menerangkan, Siswa Sekarang Nggak Boleh Hanya Menghapal

Indonesia is a great country. Tapi sayangnya, dari dulu, pendidikan di sekolah-sekolah Indonesia, tuh, satu arah banget! Guru menerangkan di depan kelas, sementara siswa harus duduk diam sambil mendengarkan dan mencatat, kayak robot.

Zaman sekarang, masyarakat makin sadar bahwa metode ini benar-benar nggak efektif. Dalam kegiatan belajar-mengajar, pendidik dan pelajar harus sama-sama aktif, lah. Udah tahun 2016, masa’ suasana kelas harus sunyi senyap kayak kuburan? Kelas berisik bukan berarti siswanya, lho, tapi bisa aja karena mereka aktif berdiskusi.

Dalam sebuah seminar di Universitas Gadjah Mada, Dekan Fakultas Pendidikan Monash University, Prof John Loughran bilang, pendidikan tidak boleh bersifat hanya satu arah.

"… Mengajar lebih dari sekadar memberi tahu, dan belajar lebih dari sekadar mendengarkan," paparnya, dikutip dari halaman situs UGM. Tuh!

Kata Mr. Loughran, ada beberapa prinsip pendidikan yang harus diperhatikan guru saat mengajar.

Misalnya, prinsip “prior knowledge”. Maksud prinsip ini adalah, guru harus tahu dulu pengetahuan awal siswanya tentang suatu materi. Misalnya, sebelum ngajar soal tata surya, seorang guru harus tahu, sejauh apa murid-muridnya kenal dengan sistem tata surya? Dengan begitu, beliau bisa menentukan, strategi pengajaran apa yang sebaiknya dia gunakan.

Contoh lainnya, prinsip pemromresan. Guru harus memastikan, siswanya nggak hanya menghafal informasi, tapi juga bisa memproses informasi secara baik dan mengaitkannya dengan keseharian.

Misalnya, guru harus memastikan, siswanya bisa nggak menggunakan rumus Matematika untuk memperbesar peluang menang mereka saat main game? Atau untuk nawar harga barang di toko grosir? Jadi faedah ‘kan!

Kata Mr. Loughran, guru bisa mendorong siswanya untuk berpikir dengan sering-sering bertanya, "Bagaimana kalau …?", "Bagaimana pendapat kalian tentang…?", atau "Bagaimana cara…?"
Intinya, guru harus bisa membangun suasana belajar kolaboratif, mendorong siswa untuk mengungkapkan ide mereka, dan memacu mereka untuk selalu penasaran.

Apalagi, sih, bedanya guru zaman dulu dengan zaman sekarang? Berikut infografiknya, dari CNN Indonesia.

guru dulu dan sekarang

(sumber foto: www.neuronsnotincluded.com, encourageandteach.wordpress.com, cnnindonesia.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
User Test | 2 bulan yang lalu

For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…

7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi Mereka
User Test | 2 bulan yang lalu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…

5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di Mall
John Doe Siap Sekolah | 2 bulan yang lalu

Komentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…

Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak Rumahan
Syahrul Fahmi | 2 bulan yang lalu

Anda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…

Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2025 PT Manual Muda Indonesia ©