5 Hal yang Harus Kamu Ingat Jika Kamu Gagal Bekerja di Perusahaan Impian Setelah Lulus Kuliah
- Mar 18, 2016
-
Dian Ismarani
Semua orang punya tempat kerja impian. Bahkan mungkin, sejak masih kuliah, kamu sudah bekerja keras untuk menjadi yang terbaik, agar pada akhirnya kamu bisa bekerja di perusahaan idaman tersebut—bela-belain begadang ngerjain tugas dan belajar demi mengejar IPK tinggi, trus berusaha tetap aktif di organisasi kampus mesikpun badan udah le-li alias lelaaah sekaliii.
Begitu resmi jadi sarjana, CV pun buru-buru kamu lempar ke perusahaan tersebut. Mungkin kamu beruntung dan langsung keterima bekerja di sana, tapi mungkin juga kamu “belum berjodoh”. Jangankan keterima bekerja di tempat impian, sekedar dipanggil interview aja nggak sama sekali. Akhirnya mungkin kamu end up di tempat kerja yang nggak sesuai dengan background pendidikan ataupun passion kamu.
Belajar menerima bahwa kenyataan nggak semulus pipi Princess Syahrini memang nggak gampang, sob. Merasa kecewa, sih, wajar banget. Tapi pengalaman ini juga bisa kamu jadikan pelajaran. Inilah lima hal yang harus kamu ingat, kalau kamu gagal bekerja di tempat impian setelah lulus kuliah!
Kalau kamu BELUM diterima di perusahaan impian kamu, bukan berarti kamu NGGAK BAKAL diterima
Kalau kamu nggak diterima kerja di perusahaan idaman, terkadang bukan karena kualifikasi kamu nggak OK, lho, tetapi karena perusahaannya belum membutuhkan tenaga kerja baru.
Pantengin terus website perusahaan impian kamu tersebut dan rutin cek info job vacancy-nya. Kalau perlu, kontak atau datangi HRD-nya, trus bilang bahwa kamu sangat ingin bekerja di perusahaan tersebut. Sampaikan bahwa kamu siap dipanggil wawancara kerja kapan aja. HRD pasti memperhatikan usaha yang super niat begitu, kok, apalagi kalau kualifikasi kamu juga menunjang. Misalnya, IPK kamu di atas rata-rata dan pengalaman organisasi kamu OK.
Dalam melamar kerja, timing is everything, gaes!
Mungkin ini adalah kesempatan kamu untuk mempertajam skill dengan bekerja di tempat lain dulu
Coba renungin, deh. Mungkin memang sudah takdirnya kamu bekerja di tempat lain dulu, baru bisa kerja di perusahaan impian. Soalnya dengan bekerja di tempat lain terlebih dahulu, skill dan etos kerja kamu jadi terasah. Misalnya, skill presentasi, teamwork, kerja di bawah tekanan, menghadapi bos dan klien, dan lain sebagainya. Percaya dong, ya, kalau segala sesuatu itu diberikan ke kamu kalau kamunya sudah siap.
Tetaplah bekerja keras dan menjaga profesionalitas
Meskipun belum bekerja di perusahaan impian, kamu tetap harus semangat dan profesional dalam bekerja, di mana pun tempat kerja kamu. Jangan malas-malasan, tetap ngantor tepat waktu, dan tetap selesaikan pekerjaan kamu sebaik mungkin. Pokoknya, kamu harus konsisten menunjukkan kinerja yang baik. Soalnya, kalau pada akhirnya kamu berkesempatan bekerja di perusahaan impian, siapa tahu perusahaan kamu yang sekarang bersedia memberikan surat rekomendasi yang oke!
Terus-terusan down dan gagal move on nggak akan ada gunanya
Belum keterima kerja di perusahaan impian memang bisa bikin sedih dan down. Tapi tahu nggak, apa yang bakal bikin kamu tambah down? Kalau kamu gagal move on dan terus meratapi nasib sambil mikir, “Kenapa, ya, gue gagal keterima kerja di sana?”. Akhirnya, kamu jadi lebih banyak meratap daripada bekerja dan berusaha. Jangan sampai kamu jadi orang yang nggak bersyukur, ah, gaes! Lagian, mumpung masih muda, ada banyak yang bisa kamu pelajari dan lakukan.
Tanyakan pada diri sendiri, apakah di tempat kerja impian kamu, kamu akan mengerjakan pekerjaan impian kamu juga?
Last but not least, kamu harus pikirkan baik-baik—kenapa, sih, kamu ingin bekerja di perusahaan itu? Karena kamu kagum dengan visi misi perusahaannya, atau karena perusahaannya keren dan beken? Karena kamu menyukai jenis pekerjaan yang mereka tawarkan, atau karena sekedar ikut-ikutan teman? Kenapa, sih, kamu HARUS BANGET kerja di sana?
Ingat ah, setiap orang punya proses hidup yang berbeda-beda. Jangan ngebet kerja di suatu tempat hanya karena semua orang juga kerja di sana. Be proud of being different!
(Sumber foto: weavora.com, kaplan university.edu, azquotes.com,

Kategori
For other uses, see Smiley (disambiguation). Several terms redirect here. For other uses, see Smiley Face (disambiguation) and Happy face (disambiguation). Example of a smiley face An example of an emoticon smiley face (represented using a colon followed by a parenthesis)…
7 Cara Mengetahui Karakter Seseorang yang Sebenarnya dan Sisi Tersembunyi MerekaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Wajah smiley Smiley (terkadang disebut wajah bahagia atau wajah tersenyum) adalah sebuah representasi khas dari wajah humanoid tersenyum yang merupakan sebuah bagian dari budaya populer di seluruh dunia. Bentuk klasiknya yang dirancang oleh…
5 Trik Gampang Untuk Lebih Berhemat di MallKomentar yang membangun untuk artikel biasanya fokus pada memberikan umpan balik yang positif dan spesifik, serta saran yang dapat membantu penulis meningkatkan kualitas artikelnya. Komentar ini juga harus sopan, konstruktif, dan berfokus pada perbaikan, bukan pada kritik yang merusak. Contoh Komentar…
Kehidupan Sehari-Hari Anak Kostan VS Anak RumahanAnda tidak dapat mengubah setelan komentar jika: https://support.google.com/youtube/answer/9482556?hl=id Audiens channel atau video ditetapkan sebagai “Dibuat untuk Anak-Anak”. Komentar dinonaktifkan di video yang ditetapkan sebagai Dibuat untuk Anak-Anak. Video disetel ke pribadi. Jika Anda ingin…
Siapa Sangka Sumpit Punya Sejarah, Filosofi, Fungsi, dan Tata Pemakaian yang Seru?